Selamat datang di Web ini,

Cerita Rakyat ini dipersembahkan agar kita mengetahui adat-istiadat. banyak kelemahan dan kekurangan. Web ini sub Domain Dari LangsaT Borneo.
Pencerahan dan saran pendapat silahkan kirim email ke whyank@gmail.com

Rabu, 10 Agustus 2011

Cerita Manangkep Deah Tabalokng Ayoo

Hiduplah suami istri disisi hutan belantara di sungai Uwie Muara Uya. Suami istri terkenal handal memuai madu dan mereka mempunyai pohon kusi sebagai tempat lebah madu bersarang.

Singkat cerita suatu hari mereka tanpa permasalahan yang jelas bertengkar suami istri, ditengah pertengkaran tersebut sang istri berangkat kehutan untuk melakukan panen madu di pohon Kusi yang tak terlalu jauh yaitu setengah hari perjalanan bila dilakukan jalan kaki.

Memanen madu mereka sejak dulu kala dilakukan sendiri-sendiri karena kepandaianya menuai sampai membawa kekampung untuk di tukarkan dengan barang yang dibutuhkanya dalam hidup berumah tangga.

Isteri Manangkep yang pergi pagi-pagi hari tersebut dengan wajah uring-uringan setelah berkelahi suami isteri.

Rasa dongkol, kecewa dan sayang bercampur aduk di hati sang isteri. Perjalanan yang ditempuh hingga matahari tepat diatas kepala (tengah hari) tersebut dilakukannya sendiri hingga sampai di Pohon Kusi untuk dinaiki dan dipanen madunya.

Namun sampai sore hari sang isteri tidak jua kembali dan keesokan harinya pagi-pagi sang suami mencari ke pohon kusi yang didatangi oleh isterinya. Dan betapa terkejutnya ada tanda dia ada ditempat tersebut namun tidak lagi terdapat orangnya hanya bekas dan peralatan-peralatan menuai madu.

Sunyi dan senyap dirimba belantara terdengar suara perempuan yang didengar jelas oleh suami tersebut bersama anaknya yang bernama Darit. Darit beranjak dewasa tersebut merasa sekali kehilangan ibunya dan suara tadi adalah suara ibunya.

Suara tersebut berpesan bahwa ibu pindah kealam lain dan apabila anak-cucu memerlukanya tinggal panggil namanya maka dalam sekejap akan datang membantu kesusahan turunya. Wilayah yang dirawat hutan dari keluarga ini berbatasan sungai Uwie dan Kumap. Untuk mengitari tempat tersebut memang memerlukan awaktu dengan jalan kaki hingga berbulan-bulan lamanya.

Wilayah tersebut diwarisi ubtuk menjaganya secara turun menurun tak jelas sejak kakek-buyut atau diatanya lagi, tapi yang jelas sejak Manangkep dewasa tempat tersebut sudah menjadi kekuasaan dari kakeknya(orang tua Manangkep). Nama daerah tersebut adalah Bentangai Iiwat Kupang-Danum Tuar. Meliputi antara lain Nya'an, Mengkatar, Mangkukur, Gunung Gari Gading, Lonai, Ulan, Bentangai, Tumpunaen, Nyali, melunguh, betu'u, siat, benteng suing(Mensiung), sembuan lontang(Kusi bamirik), Gunung Batu Bahatap, bagian barat Gunung tengkurung dan barat Gunung batu lupu, bentuyan, batu odak, riam danum tuar. Utara berbatasa dengan Riam Danum Tuar, Barat berbatasan sungai Kumap, Selatan berbatasan dengan Kecamatan Haruai dan Bintang Ara atau ulayat Nawin dan Timur berbatasan dengan Sungai Ayoo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar