Selamat datang di Web ini,

Cerita Rakyat ini dipersembahkan agar kita mengetahui adat-istiadat. banyak kelemahan dan kekurangan. Web ini sub Domain Dari LangsaT Borneo.
Pencerahan dan saran pendapat silahkan kirim email ke whyank@gmail.com

Minggu, 19 Juni 2011

Telinga Panjang

Telinga Panjang menjadi ciri khas orang Dayak, pada jaman dahulu hampir semua orang Dayak baik laki laki maupun perenpuan bertelinga panjang. Menurut Amai Pebulung ( seorang tetua suku Dayak Pampang ), Orang dayak dahulu banyak hidup di hutan, ingin membedakan antara manusia dengan monyet, “Jika telinganya pendek berarti dia itu monyet…..” demikian dikatakan oleh amai Pebulung sambil tertawa terkekeh kekeh…

Untuk kaum wanita jika telinganya semakin panjang dan bandul telinganya semakin banyak maka dia semakin cantik. Untuk kaum lelakinya biasanya bandul telinganya dibuat ukir-ukiran.

Di desa Pampang masih ada beberapa ibu-ibu yang bertelinga panjang, dan juga beberapa tetua adat yang masih bertelinga panjang. Sementara itu untuk generasi mudanya sudah tidak lagi membuat teliga panjang ( oleh frans aso )

—-> Ear length is characteristic of the Dayaks, in the past almost everyone either male Dayak and long-eared women. According Amai Pebulung (A Pampang Dayak tribal elders), The first dayak many live in the forest, to distinguish between humans and monkeys, “If the short ears mean he’s a monkey …..” Thus Pebulung Amai said with a laugh …

For women if the ears get longer and more ear pendant she was more beautiful then. For the boys usually pendant ears made carvings.

In the village Pampang there are still some mothers who are ear length, and also some traditional elders who are long-eared. Meanwhile, for the younger generation no longer make long ears (by frans aso)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar