Selamat datang di Web ini,

Cerita Rakyat ini dipersembahkan agar kita mengetahui adat-istiadat. banyak kelemahan dan kekurangan. Web ini sub Domain Dari LangsaT Borneo.
Pencerahan dan saran pendapat silahkan kirim email ke whyank@gmail.com

Selasa, 14 Juni 2011

MERAH JOHANSYAH (1910-1942)

8 agustus 1910 diTanjung(Tabalong) lahir anak pertama dari Merah Nadalsyah seorang Pamongpraja asal Pagar rayung Sumatera barat.
Orang tua(ayah Merah Johansyah) adalah orang yang diasingkan Hindia Belanda ke Bengkulu kemudian merantau ke Borneo dan mejadi Pegawai Negri Belanda.
Setelah tamat HIS Merah Johansyah melanjutkan ke OSVIA di Makassar dan mendirikan Pemuda Osvia Kalimantan bersama M.Yusran, M.Jahri dll ditahun 1925-1926.
1926 menikah dengan Gusti Norsehan putri Gusti. Mohd. Said seorang District Hoofd(kepala kyai).
1928 kemudian melanjutkan pimpinan ayahnya dimajalah mingguan "Bond Inlandse Ambtenaren" sambil dinamisator pergerakan kebangsaan Hulu Sungai.
28 okt 1928 semangat semakin bergelora dan oraganisasi bermunculan seperti Hizbul Watham, Persatuan Pemuda Marabahan, Taman Siswa, Indonesia Muda, Partai Nasional Indonesia dll.
1930 bersama Andin Burhan, Obetnego Titiahy, M.Masri dkk mempersiapkan partai Persatuan Bangsa Indonesia.
Karir memuncak setelah menjadi Komisaris PBI se Borneo pun melahirkan "Parinda" dengan selalu didampingì istri tercinta.
Karena kesibukan diorganisasi status Pegawai Negeri Hindia Belanda terabaikan dan dianggap membahayakan maka Merah Johansyah diasingkan di Surabaya 1937.
Kembali dari pengasingan dijaman pendudukan jepang mendirikan koran harian "Canang". Karena kelelahan dan sakit-sakitan meninggal 8 April 1942 dan dimakamkan diKandangan.

{sumber: Anggrani Antemas}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar